Ikan Salai


Ikan Salai 

(Ikan Asap)


            Pujud adalah nama suatu Kecamatan di Kabupaten Rokan hilir, Provinsi Riau. Suku asli penduduk Pujud pada umumnya yaitu suku Melayu. Pada umumnya mata pencarian penduduk desa Pujud, Kabupaten Rokan Hilir,Provinsi Riau adalah Nelayan. Kemudian ikan dari hasil tangkapan nelayan  tersebut di asinkan tetapi lebih sering di panggang di atas telatai atau sering disebut dengan kata “disalai”. Ikan yang paling cocok untuk di salai adalah ikan silais, salai ikan ini jika di jadikan lauk saat makan baik itu di gulai ataupun di goreng rasanya sangat lezat sekali, sehingga banyak yang minat dan ingin membeli ikan salai tersebut kepada nelayan desa Pujud. Pada pasar Rabu di desa Pujud kebanyakan Nelayan menjual ikan salai di pasar ikan, karena banyak pembeli yang datang dari luar dan ingin memebeli ikan salai Harga ikan salai didesa pujud pada umumnya yaitu sekitar Rp. 150.000 perkilonya. Dan kebanyakan juga, jika ada penduduk pujud yang ingin pergi keluar, umumnya penduduk tersebut membawa oleh-oleh dari pujud yaitu ikan salai.

              Ikan Salai adalah ikan basah yang masih segar lalu dikeringkan melalui proses penyalaian (pengasapan) yang dilakukan selama lebih kurang dua hari (two days). Proses pembuatan ikan salai ini merupakan salah satu cara tradisional yang dilakukan masyarakat di Riau pada umumnya dan Kecamatan pujud Khususnya untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan mereka. Dengan proses penyalaian, selain ikan lebih tahan lama untuk disimpan, rasa ikan juga lebih nikmat dan tidak mengurangi protein yang ada pada ikan tersebut. Bagi masyarakat Pujud, tradisi penyalaian ikan ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu. Proses pembuatan ikan salai yang kita lakukan ini tanpa menggunakan bahan kimia (pengawet) dan pewarna dan proses pengerjaannya kita lakukan dengan higienis dan professional agar kualitas yang kita hasilkan lebih terjamin.

         Ikan Salai merupakan salah satu menu makanan yang cukup terkenal terutama bagi masyarakat Riau (rumpun melayu) yang tinggal di sepanjang sungai-sungai besar yang ada di Riau. Hanya saja salai yang sudah ratusan tahun mengisi kuliner masyarakat Riau ini belum begitu terkenal luas bagi masyarakat Indonesia sendiri. Ikan Salai ini sebenarnya sama saja fungsinya dengan ikan teri dalam dunia kuliner, dia bisa dimasak sendiri (tunggal) dan dapat dijadikan campuran pada masakan lainnya, jika sayuran yang dicampur dengan salai bukan saja menyebabkan makanan/sayuran menjadi lebih enak, tetapi juga akan menimbulkan aroma lebih harum karena aroma ikan salai ini harum jika dimasak. Para ahli kuliner (cheff/ahli memasak) malahan sangat mungkin membuat kreasi masakan baru dengan bahan ikan salai ini. Beberapa kreasi yang cukup dikenal diantaranya : Sambal Salai, Asam Pedas Salai, Nasi Goreng Salai, Mie Goreng / Kuah Salai, Bubur Salai, Sayur Salai, Gulai Salai.

Cara pembuatan ikan salai tersebut tidak sulit, tetapi mencari ikan yang akan di salai inilah yang terkadang sulit dan terkadang tidak sulit. Adapun cara-cara pembuatan ikan salai adalah sebagai berikut :

Ø  Ikan – ikan yang masih basah atau masih hidup di perut atau di keluarkan urat-urat atau bagian-bagian dari dalam tubuhnya, tetapai bagi ikan-ikan yang bersisik, disisiklah terlebih dahulu baru di keluar kan bagian-bagian dari dalam tubuhnya
Ø  Setelah itu barulah ikan susun secara rapi di atas telai atau tempat penyalai ikan, tetapi susunan ikan diatas telatai disusun berdasarkan jenis ikannya.
Ø  Setelah ikan disusun, sediakan kayu bakar secukupnya untuk menyalai ikan-ikan tersebut tersebut.
Ø  Biasanya waktu yang dibutuh kan untuk menyalai ikan adalah 12 – 24 jam (1-2 hari)
Ø  Setelah ikan selesai di salai ikan tersebut dimasukkan kedalam suatu keranjang atau tempat penyusunan ikan, dan ikan tersebut siap untuk dijual.

{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }

Tambahkan Komentar Anda

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls