Banjir di Pujud Belum Mengkhawatirkan


                       Banjir di Pujud Belum Mengkhawatirkan


Laporan SYAHRI RAMLAN dan FADHLI MU’ALLIM, Bagansiapi-api redaksi@riaupos.co

Dua daerah yang berada di wilayah Kecamatan Pujud yakni Dusun I Pondokpulau Kepenghuluan Tanjungmedan dan Kepenghuluan Airhitam, kondisinya masih terendam banjir.  Kendati masih terendam, namun kondisinya masih dianggap normal. Karena, baru sebatas menggenangi halaman rumah dan sejumlah ruas jalan.

Penegasan tersebut disampaikan Camat Pujud, Hasyim SP yang dihubungi Riau Pos, Jumat (2/11) di Bagansiapi-api. ‘’Sebagian besar daerah yang terendam itu, dikarena oleh tingginya tingkat curah hujan. Hanya saja, hasil pantauan kita di lapangan, kondisinya relatif masih normal,’’ kata Hasyim.

Artinya, genangan air tersebut baru sebatas menggenangi halaman rumah penduduk dan sejumlah ruas jalan dengan kondisi air yang dinilai belum tinggi. ‘’Kita belum mendapatkan laporan dari penghulu apakah ada rumah yang terendam atau tidak. Intinya, kondisinya belum mengkuatirkan,’’ kata Hasyim.

Sementara, Kepenghuluan Airhitam termasuk daerah langganan banjir yang ada di Kecamatan Pujud. Ketinggian air dari tanah mencapai antara 10 centimeter hingga 15 centimeter dan terlihat masih bertahan. Banjir di Kepenghuluan Airhitam tersebut disebabkan oleh kondisi Sungai Rokan yang meluap lantaran tidak mampu menampung derasnya curah hujan.

Hanya saja, air Sungai Rokan yang naik tersebut belum menyentuh pemukiman masyarakat.  ‘’Kebetulan, pemukiman masyarakat yang ada di Kepenghuluan Airhitam itu berupa panggung. Artinya, air itu baru sebatas menggenangi tanah saja. Kita sudah mengintruksikan kepada perangkat kepenghuluan untuk senantiasa melakukan pemantauan di lapangan,’’ kata Hasyim.

Rentan Diare dan Penyakit Kulit 

Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Rohil mengaku siap untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang terkena dampak banjir yang melanda sejumlah kepenghuluan di Rohil. Apalagi warga korban banjir tidak tertutup kemungkinan rentan terserang penyakit akibat lingkungan yang kotor disebabkan genangan air terus terjadi. 

Kepala Diskes Rohil dr Junaidi Saleh mengakui banjir dapat berdampak pada kesehatan warga, namun sampai Jumat (2/11) pihaknya belum menerima laporan dari Puskesmas atau Pustu di kecamatan tentang warga yang jatuh sakit karena banjir. ‘’Puskesmas dan Pustu belum berikan laporan. Namun kita sudah intruksikan petugas kesehatan untuk lakukan pemantauan di daerah yang mengalami bencana banjir, karena pada prinsipnya diskes siap memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat,’’ kata Junaidi Saleh. 

Meskipun belum ada data akurat yang disampaikan dari Puskesmas atau Pustu selingkungan Diskes, namun sebutnya pasokan obat-obatan yang diperlukan tetap disalurkan kepada Puskesmas atau Pustu. ‘’Obat yang didrop sesuai dengan keperluan di Puskesmas, Pustu. Jenisnya banyak terutama obat dengan keluhan penyakit yang banyak ditangani sepeti batuk, pilek, alergi, dan lainnya,’’ ujar Junaidi. 

Saat banjir warga rentan terkena penyakit kulit maupun diare. Dia menganjurkan jika muncul keluhan penyakit dalam jumlah besar, sebaiknya ditangani oleh pihak rumah sakit. ‘’Untuk penanganan intensif bagusnya di rumah sakit saja,’’ tukasnya.(jrr)

Memahami Makna Idul Adha

 Memahami Makna Idul Adha 





Bulan ini merupakan bulan bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya, di bulan ini kaum muslimin dari berbagai belahan dunia melaksanakan rukun Islam yang kelima. Ibadah haji adalah ritual ibadah yang mengajarkan persamaan di antara sesama. Dengannya, Islam tampak sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji.
Selain ibadah haji, pada bulan ini umat Islam merayakan hari raya Idul Adha. Lantunan takbir diiringi tabuhan bedug menggema menambah semaraknya hari raya. Suara takbir bersahut-sahutan mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi bahwa tidak ada yang agung, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah, Tuhan semesta alam.
Pada hari itu, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rekaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail.
Peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam bagi kita. Betapa tidak. Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. Legenda mengharukan ini diabadikan dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109.
Kisah tersebut merupakan potret puncak kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Nabi Ibrahim mencintai Allah melebihi segalanya, termasuk darah dagingnya sendiri. Kecintaan Nabi Ibrahim terhadap putra kesayangannya tidak menghalangi ketaatan kepada Tuhan. Model ketakwaan Nabi Ibrahim ini patut untuk kita teladani.
Dari berbagai media, kita bisa melihat betapa budaya korupsi masih merajalela. Demi menumpuk kekayaan rela menanggalkan ”baju” ketakwaan. Ambisi untuk meraih jabatan telah memaksa untuk rela menjebol ”benteng-benteng” agama. Dewasa ini, tata kehidupan telah banyak yang menyimpang dari nilai-nilai ketuhanan. Dengan semangat Idul Adha, mari kita teladani sosok Nabi Ibrahim. Berusaha memaksimalkan rasa patuh dan taat terhadap ajaran agama.
Di samping itu, ada pelajaran berharga lain yang bisa dipetik dari kisah tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah menyembelih Nabi Ismail ini pada akhirnya digantikan seekor domba. Pesan tersirat dari adegan ini adalah ajaran Islam yang begitu menghargai betapa pentingnya nyawa manusia.
Hal ini senada dengan apa yang digaungkan Imam Syatibi dalam magnum opusnya al Muwafaqot. Menurut Syatibi, satu diantara nilai universal Islam (maqoshid al syari’ah) adalah agama menjaga hak hidup (hifdzu al nafs). Begitu pula dalam ranah fikih, agama mensyari’atkan qishosh, larangan pembunuhan dll. Hal ini mempertegas bahwa Islam benar-benar melindungi hak hidup manusia. (hlm.220 )     
 Nabi Ismail rela mengorbankan dirinya tak lain hanyalah demi mentaati perintahNya. Berbeda dengan para teroris dan pelaku bom bunuh diri. Apakah pengorbanan yang mereka lakukan benar-benar memenuhi perintah Tuhan demi kejayaan Islam atau justru sebaliknya?.
Para teroris dan pelaku bom bunuh diri jelas tidak sesuai dengan nilai universal Islam. Islam menjaga  hak untuk hidup, sementara mereka—dengan aksi bom bunuh diri— justru mencelakakan  dirinya sendiri. Di samping itu, mereka juga membunuh rakyat sipil tak bersalah, banyak korban tak berdosa berjatuhan. Lebih parah lagi, mereka  bukan membuat Islam berwibawa di mata dunia, melainkan menjadikan Islam sebagai agama yang menakutkan, agama pedang dan sarang kekerasan. Akibat aksi nekat mereka ini justru menjadikan Islam laksana ”raksasa” kanibal yang haus darah manusia.
Imam Ghazali dalam Ihya ’Ulumuddin pernah menjelaskan tentang tata cara melakukan amar ma’ruf nahi munkar.  Menurutnya, tindakan dalam bentuk aksi pengrusakan, penghancuran tempat kemaksiatan adalah wewenang negara atau badan yang mendapatkan legalitas negara. Tindakan yang dilakukan Islam garis keras dalam hal ini jelas tidak prosedural. (vol.2 hlm.311)  
Sudah semestinya dalam melakukan amar makruf nahi munkar tidak sampai menimbulkan kemunkaran yang lebih besar. Bukankah tindakan para teroris dan pelaku bom bunuh diri ini justru merugikan terhadap Islam itu sendiri ?. Merusak citra Islam yang semestinya mengajarkan kedamaian dan rahmatan lil ’alamin. Ajaran Islam yang bersifat humanis, memahami pluralitas dan menghargai kemajemukan semakin tak bermakna.
Semoga dengan peristiwa eksekusi mati Amrozi cs, mati pula radikalisme Islam, terkubur pula Islam yang berwajah seram. Pengorbanan Nabi Ismail yang begitu tulus menjalankan perintahNya jelas berbeda dengan pengorbanan para teroris.
Di hari Idul Adha, bagi umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban. Pada dasarnya, penyembelihan binatang kurban ini mengandung dua nilai yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual berarti dengan berkurban, kita telah melaksanakan perintah Tuhan yang bersifat transedental. Kurban dikatakan sebagai kesalehan sosial karena selain sebagai ritual keagamaan, kurban juga mempunyai dimensi kemanusiaan.
Bentuk solidaritas kemanusiaan ini termanifestasikan secara jelas dalam pembagian daging kurban. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhu’afa lainnya. Dengan disyari’atkannya kurban, kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan  terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama.
Meski waktu pelaksanaan penyembelihan kurban dibatasi (10-13 Dzulhijjah), namun jangan dipahami bahwa Islam membatasi solidaritas kemanusiaan. Kita harus mampu menangkap makna esensial dari pesan yang disampaikan teks, bukan memahami teks secara literal. Oleh karenanya, semangat untuk terus ’berkurban’ senantiasa kita langgengkan pasca Idul Adha.
Saat ini kerap kita jumpai, banyak kaum muslimin yang hanya berlomba meningkatkan kualitas kesalehan ritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial. Banyak umat Islam yang hanya rajin shalat, puasa bahkan mampu ibadah haji berkali-kali, namun tidak peduli dengan masyarakat sekitarnya. Sebuah fenomena yang menyedihkan. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Selamat berhari raya !

Pacu Sampan

Pacu Sampan 

Dek, kok maen lumpur? katanya mo pacu sampan.. duh, kacau ne...


Ayo smangat.... kerahkan tenaga dalam sebanyak-banyaknya, tujukkan merahmu..



Ayo kawan-kawan kasih semangat biat juara jagoannya.. semangat..semangat..semangat...


Hore,, Hampir menang ne.. sedikit lagi finist

 Saatnya nyebur... sekarang lomba karam-karaman ya mas bro...

Pelantikan


Annas meresmikan kelurahan dan sejumlah kepenghuluan sekaligus melantik lurah dan 12 Penghulu di pujud


PUJUD,KABARROHIL-Bupati H.Annas Maamun meresmikan kelurahan Pujud Utara, kepenghuluan Tanjung Medan Utara, kepenghuluan tanjung Medan barat, Kepenghuluan Tangga batu, kepenghuluan Sei Meranti, kepenghuluan Sei meranti Darussalam, kepenghuluan Akar Belingkar, Kepenghuluan Babussalam Rokan, dan kepenghuluan Perkebunan Siarang-Arang. Dalam acara yang sama orang nomor satu di Rokan Hilir ini sekaligus melantik pejabat lurah dan penghulu diwilayah kecamatan Pujud tersebut, Sabtu (1/9).Hadir dalam pelantikan tersebut ketua DPRD Rohil nasrudin Hasan dan sejumlah pejabat di lingkungan pemdakab Rokan Hilir serta tokoh masyarakat setempat.


Pejabat dan penghulu yang dilatik itu diantaranya Syafaruddin,SE sebagai lurah Pujud Utara, Sagiman Eko sebagai pj penghulu Sukajadi, Fasril Sasmita sebagai pj penghulu Pujud, H.Dahner Muktar sebagai pj penghulu Tanjung Medan, Timbul Jaya sebagai pj penghulu Akar Belingkar, ?mukijan sebagai pj penghulu Tangga Batu, Syafrudin sebagai pj penghulu Sei Meranti Darussalam, Rusman sebagai pj penghulu perkebunan siarang arang, Robianto sebagai Pj penghulu Babussalam Rokan, Ali Amran M pj penghulu Tanjung Medan Utara, Johan Alas Jailani sebagai pj penghulu Sei Meranti, Asyari sebagai pj penghulu Pujud Utara dan Ponilan sebagai pj penghulu Tanjung Medan Barat.


Dengan pelantikan ini Annas Maamun mengharapkan para lurah maupun penghulu dapat melaksanakan tugas dengan sebaik baiknya. Dia mengharapkan para pejabat memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Hal ini agar pengurusan administrasi dan lain sebagainya bisa berjalan dengan bagus, baik dan lancar.

"Jika tidak mampu bekerja lebih baik mundur. Karena tantangan yang dihadapi kedepan cukup berat untuk bekerja giat membenahi kampung halaman agar secepatnya maju dan berkembang lagi,"tandasnya

Ikan Salai


Ikan Salai 

(Ikan Asap)


            Pujud adalah nama suatu Kecamatan di Kabupaten Rokan hilir, Provinsi Riau. Suku asli penduduk Pujud pada umumnya yaitu suku Melayu. Pada umumnya mata pencarian penduduk desa Pujud, Kabupaten Rokan Hilir,Provinsi Riau adalah Nelayan. Kemudian ikan dari hasil tangkapan nelayan  tersebut di asinkan tetapi lebih sering di panggang di atas telatai atau sering disebut dengan kata “disalai”. Ikan yang paling cocok untuk di salai adalah ikan silais, salai ikan ini jika di jadikan lauk saat makan baik itu di gulai ataupun di goreng rasanya sangat lezat sekali, sehingga banyak yang minat dan ingin membeli ikan salai tersebut kepada nelayan desa Pujud. Pada pasar Rabu di desa Pujud kebanyakan Nelayan menjual ikan salai di pasar ikan, karena banyak pembeli yang datang dari luar dan ingin memebeli ikan salai Harga ikan salai didesa pujud pada umumnya yaitu sekitar Rp. 150.000 perkilonya. Dan kebanyakan juga, jika ada penduduk pujud yang ingin pergi keluar, umumnya penduduk tersebut membawa oleh-oleh dari pujud yaitu ikan salai.

              Ikan Salai adalah ikan basah yang masih segar lalu dikeringkan melalui proses penyalaian (pengasapan) yang dilakukan selama lebih kurang dua hari (two days). Proses pembuatan ikan salai ini merupakan salah satu cara tradisional yang dilakukan masyarakat di Riau pada umumnya dan Kecamatan pujud Khususnya untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan mereka. Dengan proses penyalaian, selain ikan lebih tahan lama untuk disimpan, rasa ikan juga lebih nikmat dan tidak mengurangi protein yang ada pada ikan tersebut. Bagi masyarakat Pujud, tradisi penyalaian ikan ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu. Proses pembuatan ikan salai yang kita lakukan ini tanpa menggunakan bahan kimia (pengawet) dan pewarna dan proses pengerjaannya kita lakukan dengan higienis dan professional agar kualitas yang kita hasilkan lebih terjamin.

         Ikan Salai merupakan salah satu menu makanan yang cukup terkenal terutama bagi masyarakat Riau (rumpun melayu) yang tinggal di sepanjang sungai-sungai besar yang ada di Riau. Hanya saja salai yang sudah ratusan tahun mengisi kuliner masyarakat Riau ini belum begitu terkenal luas bagi masyarakat Indonesia sendiri. Ikan Salai ini sebenarnya sama saja fungsinya dengan ikan teri dalam dunia kuliner, dia bisa dimasak sendiri (tunggal) dan dapat dijadikan campuran pada masakan lainnya, jika sayuran yang dicampur dengan salai bukan saja menyebabkan makanan/sayuran menjadi lebih enak, tetapi juga akan menimbulkan aroma lebih harum karena aroma ikan salai ini harum jika dimasak. Para ahli kuliner (cheff/ahli memasak) malahan sangat mungkin membuat kreasi masakan baru dengan bahan ikan salai ini. Beberapa kreasi yang cukup dikenal diantaranya : Sambal Salai, Asam Pedas Salai, Nasi Goreng Salai, Mie Goreng / Kuah Salai, Bubur Salai, Sayur Salai, Gulai Salai.

Cara pembuatan ikan salai tersebut tidak sulit, tetapi mencari ikan yang akan di salai inilah yang terkadang sulit dan terkadang tidak sulit. Adapun cara-cara pembuatan ikan salai adalah sebagai berikut :

Ø  Ikan – ikan yang masih basah atau masih hidup di perut atau di keluarkan urat-urat atau bagian-bagian dari dalam tubuhnya, tetapai bagi ikan-ikan yang bersisik, disisiklah terlebih dahulu baru di keluar kan bagian-bagian dari dalam tubuhnya
Ø  Setelah itu barulah ikan susun secara rapi di atas telai atau tempat penyalai ikan, tetapi susunan ikan diatas telatai disusun berdasarkan jenis ikannya.
Ø  Setelah ikan disusun, sediakan kayu bakar secukupnya untuk menyalai ikan-ikan tersebut tersebut.
Ø  Biasanya waktu yang dibutuh kan untuk menyalai ikan adalah 12 – 24 jam (1-2 hari)
Ø  Setelah ikan selesai di salai ikan tersebut dimasukkan kedalam suatu keranjang atau tempat penyusunan ikan, dan ikan tersebut siap untuk dijual.

Danau Napangga


Danau Napangga


Kecamatan Pujud - Kabupaten Rokan Hilir - Riau - Indonesia

Gambar: Danau Napangga 

A. Selayang  Pandang

Menurut legenda danau dengan luas sekitar 500 hektare ini pada zaman dahulunya merupakan tempat  persinggahan raja. Tidak jauh dari kawasan ini tinggal masyarakat Bonai, salah  satu suku asli penduduk yang tinggal di Rokan Hilir. 

B. Keistimewaan

Pesona alamnya sangat indah dan air danaunya tenang membuat pengunjung geram untuk menceburkan  diri ke dalamnya. Sangat cocok untuk melepaskan penat atau sekadar mencari  inspirasi. Di dalam danau tersebut hidup spesies ikan Arwana Sumatera/Khayangan  yang langka dan sangat mahal harganya. Di sana  juga terdapat sumber air panas. Pohon nyiur yang melambai dan pohon rimbun yang  khas menambah asri suasana sekitar danau.

C. Lokasi

Danau Napangga terletak di hulu Sungai Kumuh, Desa Tanjung Medan, Kecamatan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau, Indonesia.  

D. Akses

Berjarak lebih  kurang 72 kilo meter dari Ujung Tanjung, Kabupaten Rokan Hilir.

E. Harga Tiket

Dalam konfirmasi

F. Akomodasi dan  Fasilitas

Jalan menuju Danau Napangga sudah hampir semuanya diaspal sehingga memudahkan para pengunjung  mendatanginya dengan kendaraan roda dua atau roda empat. Pengunjung juga dapat membeli souvenir di sentra kerajinan penduduk setempat.

Adat Pernikahan Melayu Pujud


Adat Pernikahan Melayu Pujud

                                                                                         
1. Rapat keluarga
2. Sulur air
3. Ulak kata terima
4. Mengantar tanda
5. Rapat untuk melaksanakan acara
6. Berinai
7. Akat nikah
8. Pencak silat
9. Kayie limau
10. Khatam kaji
11. Rinjis -rinjis
12. Acara puncak/hiburan.

Keterangan:

1. Rapat keluarga adalah pihak keluarga laki-laki datang kerumah perempuan,mereka berbincang-bincang tentang pelaksanaan pernikahan.
2. Sulur air adalah keluarga laki-laki kerumah pihak perempuan untuk menanyakan bahan-bahan apa saja yang di bawa untuk mengantar ulak kata terima.
3. Ulak kata terima adalah pihak perempuan datang kerumah laki-laki untuk mengatakan bahan-bahan apa saja yang akan di bawa pihak laki-laki untuk mengantar tanda.
4. Mengantar tanda adalah pihak laki-laki mengantar cincin dan seisi kamar ke rumah pihak perempuan.
5. Rapat untuk melaksanakan acara adalah ninik mamak mengatakan kepada para undangan bahwa acara akan diselenggarakan berdasarkan waktu yang ditentukan oleh pihak perempuan,misalnya malam kamis rapat.malam jum`at berinai.malam sabtu rinjis-rinjis/tepung tawar,dan malam minggu acara puncak/hiburan.
6. Berinai adalah mempelai perempuan dan mempelai laki-laki berinai di rumahnya masing-masing dan dihibur oleh rebana.
7. Akad nikah adalah pihak laki-lakidan rombongan datang kerumah perempuan dan pihak laki-laki beserta rombongan diiringi oleh rebana dan menyanyikan lagu selamat datang,sesampainya dirumah pihak perempuan akad nikah pun dimulai,orang tua perempuan mengatakan kepada pihak laki-laki apakah siap untuk menikahi anaknya.sudah akad selesai,mempelai perempuan duduk disamping mempelai laki-laki dan mempelai laki-laki memberikan seperangkat alat sholat kepada mempelai perempuan.
8. Pencak silat adalah mempelai laki-laki dan mempelai wanita duduk bersama untuk melihat pencak silat yang di mainkan oleh dua orang dan diiringi oleh gendang/rebana.
9. Kayie limau adalah keluarga mempelai wanita dan keluarga mempelai laki-laki saling menyirami kayie limau kepada kedua mempelai.
10. Khatam kaji adalah mempelai laki-laki dan wanita di suruh untuk membaca al-Quran bersama-sama.
11. Rinjis-rinjis adalah kedua mempelai bersanding di pelaminan dan semua keluarga mempelai
datang dan menyirami dengan alat-alat yang di sedia kan.
12. Acara puncak/hiburan.adalah kedua mempelai duduk di atas pelaminan dan di iringi dengan hiburan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls